Seseorang yang sudah pernah jatuh, lebih tau bagaimana
caranya bangkit.
Aku menyesal. Untuk kedua kalinya aku sakit hati. Ternyata
sebuah hubungan pacaran bukanlah apa-apa. Sesuatu yang tak pasti. Yang pacaran
lama belum tentu akhirnya menikah kok.
Aku pernah merasakah kisah cinta yang indah, seperti kisah
ftv, novel, film yang menyenangkan dan romantis itu, tapi sayangnya kisah itu
tak bertahan lama. Kisah cinta yang indah itu akhirnya kandas juga karena
egoku. Aku masih seperti anak kecil. Belumlah dewasa. Silahkan jika kalian ingin men-judge aku.
Pacaran.
Sebuah kata yang sungguh tak asing lagi di telinga semua
umur, dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Padahal apa arti dari pacaran itu
sendiri? Apakah mereka yang anak-anak tau? Definisi pacaran akan berbagai macam,
bergantung bagaimana situasi hati kita saat kita akan mendefinisikannya.
Menurut aku, pacaran adalah dosa. Pacaran adalah membuang waktu. Pacaran adalah
hal yang tak pasti. Kenapa demikian? Karena aku baru saja jatuh karenanya. Aku
merasakan sakit karenanya. Apakah ada yang berpendapat sama denganku? Jika ada,
mungkin kita sedang merasakan hal yang sama.
Jatuh yang tidak ke bawah, ya, jatuh cinta.
Jatuh yang tidak sakit, ya, jatuh cinta.
Semakin kita
jatuh, justru semakin kita keatas. Aneh. Aku jatuh cinta pada sesorang. Aku
dibuatnya jatuh cinta berkali-kali. Hingga aku melambung sampai batas tertinggi.
Tapi ketika dia sudah tak mampu lagi membuatku jatuh cinta.... Aku akan jatuh ke
bawah. Natap aspal, sakit dong.
Dari situ aku belajar. Untuk tidak terlalu banyak menaruh
harapan pada lelaki (sesama manusia) ya karena mereka sama seperti kita, manusia
biasa, penuh dosa dan lalai. Lebih baik kuserahkan semua pengharapanku pada
Tuhanku. Tuhan lebih mampu menyimpan dan mewujudkannya untukku.
Selama aku bahagia dalam hubungan pacaranku. Aku lupa pada
Tuhanku. Tapi ketika jatuhku ini begitu sakit dan aku tak tau kemana aku harus
pergi, hanya Tuhan yang akan tetap setia dan mau menerimaku. Aku bercerita
banyak pada Tuhanku. Meneteskan begitu banyak air mata. Sungguh sangat
memalukan. Selama ini aku kemana saja? Berbahagia dengannya dan melupakan
Tuhan? Tapi walaupun begitu Tuhanku tetaplah baik. Tuhan memberiku ketenangan
setelahnya.
"Aku pikir Tuhan sengaja melakukannya."
Tuhan sengaja patahkan hatiku, agar aku mencari-Nya. Tuhan mungkin
cemburu, karena aku lebih mencintai dia daripada mencintai-Nya. Mungkin ini
cara Tuhan menyadarkanku. Dan Tuhanku memang benar-benar baik padaku. Aku
bersyukur berada pada agamaku sekarang meskipun aku masihlah sangat buruk dalam
menjalankan agamaku. Dan dari jatuhku ini, aku bertekad untuk mencoba bangkit
dan memperbaiki diri. Aku harap aku mampu dan bisa. Bisa konsisten dan bertahan pada keyakinanku terhadap Tuhanku.
Aku belajar banyak dari jatuhku ini. Terutama tentang
hubungan pacaran. Aku belajar bahwa di agamaku memang tidak mengajarkannya.
Lalu mengapa aku menganut dan melakukannya? Itu adalah kesalahan yang perlu ku
perbaiki. Mungkin juga catatan bagi kalian. Apakah kalian masih ingin menjalin
hubungan pacaran? Sesuatu yang tak pasti.
Ya mungkin ada diantara kalian yang berhasil membawa hubungan pacaran itu sampai ke pernikahan, mungkin itulah yang beruntung. Tapi berapa persen keberuntungan itu datang pada kalian? Jika ternyata kalian tidaklah beruntung, bukankah sia-sia hubungan yang telah kalian jalani? Mungkin karena indah ya? Aku juga mengakuinya bahwa pacaran itu indah, karena ada cinta disana. Tapi jika cinta itu masih batas pacaran aku rasa itu salah, dan aku tidak bisa menjalaninya lagi karna aku sadar bahwa itu hanya membuatku menimbun dosa. Ya secara tidak sadar.
Jangan sampai Tuhan patahkan hatimu baru kamu mencari-Nya. Patah hati akan sangat menyakitkan jika kita tidak siap menerimanya.
"Jangan pernah meninggalkan Tuhanmu karena kamu sudah malu dengan apa yang kamu perbuat. Karena semakin kamu meninggalkan, justru akan membuat kamu semakin malu."
Aku harap kita semua bisa memperbaiki diri kita
masing-masing. Bukankah menjadi lebih baik itu perlu?
Aku manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. Tapi jika kamu berfikir aku
berkata-kata seakan aku sempurna dan benar dalam semuanya. Tidak, aku belumlah
baik. Aku menyimpulkan dari semua yang aku baca, dengar dan yang aku tau.
Apakah aku salah jika aku ingin menyampaikan hal yang menurutku benar? Aku bukan pendakwah tapi aku berharap ada sedikit kata-kata dariku yang bisa kamu terima. Dan akhirnya bisa membuat dirimu membuahkan pemikiran baru yang lebih baik.
Ini opiniku, jika ini salah di mata kalian. Maafkanlah aku. Aku masih belajar. Kita sama-sama belajar.
Ini opiniku, jika ini salah di mata kalian. Maafkanlah aku. Aku masih belajar. Kita sama-sama belajar.
Semoga ada hal baik yang bisa diambil dari ceritaku ini.