Andai saja hujan ini...

Senin, 01 April 2013

Bel berbunyi...

Hari ini, pembelajaran di sekolah telah usai. Kami merapikan semua peralatan, berbaris serapi mungkin agar tidak membuat guru kami marah, meluruskan barisan hingga memenuhi ruangan dan kesibukan lainnya yang dilakukan masing-masing anak. Dengan dipimpin salah seorang teman, kami berdoa sesuai keyakinan masing-masing, memberi salam pada guru dan satu per satu dari kami mulai meninggalkan ruangan ini.

Ternyata cuaca di luar tidak bersahabat. Awan-awan mulai berkumpul memberi isyarat pertanda hujan akan datang. Ya, ini mendung. Aku berharap, semoga aku tidak kehujanan nanti.
Ahh... Tapi kenapa tiba-tiba perut ini mulai merintih lagi. Sakit? Kenapa? Entah. Sudah sejak pagi tadi aku merasa perut ini sakit, ditambah batuk yang belum mereda. "Ayolah, aku harus pulang sekarang. Bisa kok" aku menyemangati diri.

Selama perjalanan pulang, aku mulai gelisah. Angkutan umum yang aku tumpangi kenapa tidak segera bergerak? Sedangkan dari dalam sini aku melihat rintik hujan mulai membasahi jalanan. Aku hanya berdoa saja, Semoga rintik air ini tidak semakin lebat, semoga aku sampai rumah sebelum hujan.
Tapi yang terjadi di luar harapan. Perjalananku semakin dekat, sedangkan hujan ini semakin lebat.

Nasib. Angkot yang aku tumpangi hanya cukup memberhentikanku sampai disini. Walaupun jaraknya tak terlalu jauh dari rumahku, tapi saat aku menuruni angkutan ini.. Injakan kaki pertamaku sudah di sambut oleh serbuan air hujan yang di terpa angin.

Sungguh, hujan siang tadi berhasil membuat tubuhku basah kuyup (terutama seragam sekolahku). Sesekali angin berhembus ke arahku, membawa rintik air hujan kembali membasahi tubuhku. Dan lagi-lagi membasahi tubuhku. Dingiiiin. Aku mulai mempercepat langkah kecilku.. Sedikit lebih cepat.. Sedikit lebih cepat.. Menembus hujan, mencoba menghindar dari guyuran air hujan, walaupun akhirnya hanya beberapa yang terselamatkan dari guyuran hujan itu.

Sesampainya di teras rumah, ibuku hadir dari balik pintu rumah. "Aku sudah sampai rumah," batinku. Aku menatap diri sekilas, dari kaki hingga sebatas pundakku, semuanya basah dan sesekali air menetes dari ujung-ujung rambutku. Mungkin aku harus keramas lagi...

Aku ingin segera memanjakan tubuh ini di atas kasurku ditambah pelukan hangat selimut kesayanganku.

Akhirnya, aku selesai membersihkan diri. Menuju kamar, memeluk guling yang ada disampingku, meraih selimutku dan membalutkannya pada tubuhku, memainkan lagu-lagu yang biasanya aku putar untuk mengantar tidurku dan memejamkan mata sejenak, melepas lelah dan dinginnya hari ini, tapi aku belum tidur. Nyam.

Justru aku mengingat sesuatu..
Hujan.. Hal ini mengingatkanku tentang beberapa hal yang pernah aku baca (postingnya Dara Prayoga) Tentang hal-hal romantis. Dan saat itu juga aku mulai berandai-andai...


"Andai saja saat aku kehujanan itu, ada seorang pangeran tampan yang aku idam-idamkan datang dengan berpayungkan jaket tepat di atas kepalanya. Lalu dia mendekatiku, dan berbagi jaketnya padaku untuk melindungiku... Berteduh dalam satu jaket bersamanyaaa"
Oh.. Andai saja ini benar terjadi hihihi lucu kali ya
Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS